excuse me...^^

Hy...^_^

Thank You For visiting my blog...
Hopefully can help You, find what you are looking...

*..GBU..*

Sabtu, 05 November 2011

Senam Lantai ==> Meroda / Radslag

^^Meroda^^
Dalam senam lantai banyak sekali macam gerakan yang harus dikuasai oleh pesenam. Namun pada dasarnya bentuk-bentuk gerakan senam lantai bagi putra dan putri adalah sama, hanya untuk putri banyak unsur gerak balet. Pengklasifikasian gerak dalam senam lantai menurut Agus Margono (2009: 80-92) sebagai berikut :
a.       Mengguling :
1)      Guling depan tungkai bengkok
2)      Guling depan tungkai lurus
3)      Guling belakang tungkai bengkok
4)      Guling belakang tungkai lurus
b.      Keseimbangan :
1)      Berdiri atas kepala
2)      Berdiri atas kepala diteruskan guling dada
3)      Berdiri atas tangan
4)      Backextention (stutz)
c.       Melenting :
1)      Melenting tumpuan tengkuk
2)      Melenting tumpuan dahi
3)      Front walkover
4)      Back walkover
5)      Melenting tumpuan tangan
6)      Melenting ke belakang tumpuan tangan
d.      Meroda atau gerakan baling-baling
e.       Round Off
f.       Gerakan Salto :
a.       Salto ke depan
1)      Salto depan jongkok
2)      Salto depan sudut / kaki lurus

b.      Salto ke belakang
1)      Salto belakang jongkok
2)      Salto belakang sudut / kaki lurus
c.       Salto ke samping
1)      Salto samping lutut bengkok
2)      Salto samping kaki lurus

Dari beberapa gerakan tersebut, salah satunya adalah gerakan meroda. Menurut Suyati, dkk (1994: 154) gerakan meroda adalah suatu gerakan ke samping pada saat bertumpu atas kedua tangan dengan kaki terbuka besar / kangkang. Gerakan meroda apabila diuraikan seperti berikut dimulai dengan berdiri sikap tegak, kedua lengan diluruskan ke atas, telapak tangan menghadap ke depan, kepala tegak, kedua kaki dibuka dengan posisi kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang.  Bungkukan pinggul, letakkan tangan kiri pada matras diikuti tangan kanan lurus menumpu pada matras selebar bahu, pandangan mata ke bawah melihat tumpuan tangan, tungkai kaki kiri sedikit ditekuk, sedangkan tungkai kaki kanan lurus. Hentakkan kaki kiri pada matras untuk dapat menolakkan dan mengangkat kedua kaki ke atas dalam posisi terbalik dengan kedua tungkai dibuka lebar membentuk sikap kangkang. Turunkan kaki kanan kemudian kaki kiri bersamaan dengan mendorong kedua tangan pada matras dilanjutkan mengangkat kedua tangan ke atas supaya dapat berdiri tegak.
Gerakan meroda dapat dilakukan dengan gerakan ke kiri dan ke kanan. Perbedaan meroda kiri dan kanan hanya berbeda dalam sikap awal dan urutan tangan serta kaki yang menyentuh lantai / matras. Untuk melakukan meroda kanan, kaki awal yang diangkat adalah kaki kanan, kemudian disusul oleh tangan kanan, tangan kiri lalu mendarat kaki kiri dan terakhir kaki kanan. Untuk melakukan meroda kiri, kaki awal yang diangkat adalah kaki kiri, kemudian disusul oleh tangan kiri, tangan kanan lalu mendarat kaki kanan dan terakhir kaki kiri. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan dalam gambar berikut.

Gambar 1. Gerakan Meroda ke Kiri
(Sumber: http://picasaweb.google.com. 1 September 2010)

a.      Analisa Gerak Meroda
Diperlukan suatu analisa yang tepat untuk mempelajari suatu gerak dalam olahraga secara efisien dan efektif. Menurut Biasworo Adisuyanto Aka (2009: 104-105) berikut merupakan analisa gerakan meroda ke arah kiri yaitu :
1)        Dimulai dari sikap awal badan berdiri tegak menghadap ke depan, dengan posisi kedua kaki rapat, kedua lengan diangkat lurus ke atas di samping kepala.
2)        Dilanjutkan dengan melakukan awalan dengan melangkah dua atau tiga langkah, diakhiri dengan posisi kedua kaki dibuka muka belakang, dengan posisi kaki kiri di depan dan kaki kanan dibelakang, posisi lutut dan siku tetap lurus.
3)        Dimulai dengan kaki kiri ditekuk, badan menyondong ke depan dengan kedua lengan diayun ke bawah mengikuti gerakan badan.
4)        Meletakkan tangan kiri pada lantai / matras di depan kaki kiri dilanjutkan dengan mengayun tungkai kaki kanan ke atas.
5)        Seiring ayunan kaki kanan ke atas, dorong kaki kiri dan letakkan tangan kanan di depan tangan kiri membentuk satu garis (tangan kanan dan kiri berada dalam satu garis lurus). Ketika tangan kanan menyentuh lantai / matras posisi kedua kaki terbuka lebar.
6)        Dengan sedikit memutar badan, angkat tangan kiri dari lantai / matras. Kaki kanan mendarat / letakkan di lantai / matras dekat dengan tangan kanan antara sudut 15-20 derajat, sedangkan kaki kiri mengikuti irama kaki kanan. Untuk gerakan meroda diharuskan pendaratan kaki pertama mendekat tumpuan tangan terakhir karena meroda merupakan gerak proyektil sesuai dengan gerak biomekanik. Seorang pesenam yang mendaratkan kaki pertama semakin jauh dengan tangan terakhir, pesenam tersebut akan mengalami hambatan yang berupa kehilangan keseimbangan atau kegagalan saat proses berdiri.
7)        Ketika kaki kanan menyentuh dasar lantai, segera dorong kedua tangan pada matras lalu angkat kedua tangan dengan bertumpu kepada kaki kanan diiringi gerakan badan, posisi lengan tetap lurus.
8)        Posisi kaki kanan tetap berada di depan, kedua kaki masih terbuka kangkang dalam keadaan penuh keseimbangan. Ketika kaki kiri mendarat / menyentuh lantai / matras, angkat kedua lengan sampai ke atas dengan kondisi lengan tetap lurus ke atas.
9)        Berdiri sikap awal dengan kedua lengan lurus atas di samping telinga, kedua kaki rapat dan pandangan mata ke depan.

Gambar 2. Analisa Gerakan Meroda ke Kiri
(Sumber: Biasworo Adisuyanto Aka. 2009: 104)

b.      Kesalahan Dalam Meroda
Menurut Suyati, dkk (1994: 156) kesalahan yang umum terjadi saat melakukan gerakan meroda antara lain :
1)      Lemparan kaki kurang kuat.
2)      Lemparan kaki melengkung ke arah depan, seharusnya lurus ke atas.
3)      Penempatan tangan terlalu rapat satu dan yang lain.
4)      Penempatan tangan pertama di lantai terlalu dekat dengan kaki tolak.
5)      Kedua siku saat menumpu bengkok.
6)      Sikap badan kurang melenting atau lurus.
7)      Kepala tidak tengadah saat tangan menumpu di lantai.
8)      Penempatan kaki kanan terlalu jauh dengan tangan kanan sehingga sulit untuk berdiri tegak.
9)      Penempatan kaki terakhir pada saat mendarat kurang lebar atau dekat dengan kaki pertama.

c.       Metode Latihan Meroda
Berlatih senam tidak bisa langsung berlatih gerakan yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi, namun harus diawali dari dasar atau tingkat yang mudah menuju ke tingkat yang lebih sulit. Dalam berlatih senam selalu menggunakan metode part and whole (bagian ke keseluruhan), begitu juga dalam berlatih gerakan meroda terdapat tahapan-tahapan latihan yang harus dilakukan sebelum melakukan gerakan meroda secara keseluruhan. Tahapan-tahapan tersebut terdapat dalam metode latihan sebagai berikut :
1)   Latihan Bentuk 1
Latihan permulaan dilakukan dengan melakukan latihan dasar gerakan meroda yaitu berupa latihan teknik gerakan. Untuk mempermudah latihan teknik gerakan bisa dengan menggunakan aba-aba seperti berikut :
a)      Aba-aba “sikap awal” : badan berdiri tegak, kedua kaki rapat, kedua lengan lurus ke atas di samping kepala dan pandangan mata ke depan.
b)      Aba-aba “siap” : membuka kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang, posisi kedua lengan tetap lurus ke atas untuk membuat posisi sikap awal meroda.
c)      Dilanjutkan aba-aba “ya” : menekukkan pinggul, mengayun kedua lengan ke bawah dan meletakkan kedua tangan pada matras / lantai dalam satu garis lurus ke depan selebar bahu.
d)     Aba-aba “selesai” : kembali ke posisi semula yaitu kedua kaki rapat, badan berdiri tegak, kedua lengan lurus ke atas dan pandangan mata ke depan. Latihan ini diulangi dalam beberapa pengulangan, 3-4 pengulangan.
Bentuk latihan pertama ini bertujuan untuk mengontrol kebenaran posisi kedua tangan pada saat bertumpu pada matras. Apabila latihan ini sudah dilakukan dengan benar maka dilanjutkan dengan bentuk latihan kedua.
Gambar 3. Pola Posisi Kaki dan Tangan
(Sumber: http://www.cmevdam.nl/pageID_7012777.html. 1 September 2010)

2)   Latihan Bentuk 2
Pada latihan kedua ini dilakukan berpasangan. Cara melakukannya sebagai berikut :
a)        Dengan melakukan handstand, kedua kaki dibuka lebar / kangkang, pembantu memegang kedua sisi panggul.
       Dengan posisi satu orang berdiri dibelakang murid yang melakukan gerakan tumpuan, dilanjutkan dengan mengayun kedua kaki ke atas dalam posisi seperti ini : teman yang berada dibelakang bekerja menangkap kedua tungkai murid yang melakukan gerakan supaya terjaga kondisi keseimbangan murid dan teman yang membantu juga membenarkan kedua tungkai murid yang melakukan meroda dalam posisi lurus berbentuk huruf “V” dan runcing.
b)        Dilanjutkan pada tahap latihan pendaratan.
       Setelah kedua kaki dalam posisi lurus di atas, murid melakukan pendaratan dengan menurunkan tungkai kaki kanan dalam posisi mendarat dengan lutut sedikit ditekuk, dilanjutkan menurunkan kaki berikutnya di belakang kaki tumpuan kaki pertama dalam posisi seperti ini : teman yang membantu dibelakang, membantu dengan cara memindah pegangan tangan ke daerah pinggang pelaku untuk membantu berdiri tegak penuh dengan keseimbangan yang dilanjutkan berdiri sampai posisi akhir sama seperti posisi awal.
                     Bentuk latihan kedua ini bertujuan untuk membantu murid dalam melakukan meroda saat posisi terbalik juga membantu murid yang melakukan tidak merasa takut. Bentuk latihan seperti ini juga dilakukan pada pasangan yang lain secara bergantian.   

Gambar 4. Meroda Dengan Bantuan Teman
(Sumber: Engkos Kosasih, 1994:51)

3)   Latihan Bentuk 3
Melakukan latihan gerakan meroda yang dilakukan sendiri dengan bantuan matras yang lebih tinggi, dengan letak pendaratan kaki lebih rendah dari matras tumpuan tangan.

Gambar 5. Meroda di Matras Yang Tinggi
(Sumber: http://picasaweb.google.com. 1 September 2010)

Bentuk latihan ketiga ini bertujuan untuk memudahkan murid berdiri tegak dari posisi badan bungkuk menuju posisi badan tegak. Tahapan ini terus dilakukan secara bergilir.
4)   Latihan Bentuk 4
Melakukan latihan gerakan meroda yang dilakukan sendiri tetapi dengan menggunakan matras yang datar.
Gambar 6. Meroda di Matras Datar
(Sumber: http://picasaweb.google.com. 1 September 2010)

d.         Penilaian Meroda
Pedoman penilaian meroda dalam pembelajaran di sekolah menurut Suyati, dkk (1994: 157) sebagai berikut :
1)      Baik (8-10)
Stabil, rapi, lancar, mendarat berdiri, melenting lurus.
2)      Cukup (6-7)
Tidak memenuhi salah satu syarat gerakan teknis meskipun berhasil mendarat.
3)      Kurang (6)
      Tidak dapat melakukan (gagal).

Tabel 1. Kesalahan Umum Dan Pemotongan Gerakan Dalam Code of Point Gymnastic 2009
Kesalahan
Kecil
Sedang
Besar
Sangat besar
0.10
0.30
0.50
1.00 atau lebih
Siku tangan atau lutut tekuk.
x
x
x

Gagal mempertahankan posisi lurus.
x
x


Jari kaki tidak runcing.
x



Gerakan awal dan akhir tidak dilakukan dengan baik dan penyelesaian gerakan dilakukan dengan kontrol yang kurang sempurna.
x



Posisi tubuh salah.
x
x


Jatuh dengan lutut.



1.00